1. Jelaskan
apa saja Keahlian Manajer, mengapa perlu suatu keahlian tersebut, dan
kecenderungan peran apa yang sering dilakukan oleh para Manajer pada umumnya ?
2. Jelaskan
mengapa CBMIS penting dalam Organisasi Publik, dan bagaimana cara menyusun
desain Organisasi yang tepat untuk mengelola informasi ?
3. Jelaskan
menurut pendapat saudara mengapa unsur
Moral/Etis sangat diperlukan dalam penerapan Teknologi Informasi ?
4. Jelaskan
substansi Tugas Kelompok SIM menurut perpektif saudara ?
Jawaban :
1. Seorang
manajer yang berhasil harus memilikir banyak Keahlian Manajer, tetapi ada 2
Keahlian Manajer yang mendasar, yaitu :
a. Keahlian Komunikasi
Manajer menerima dan mengirimkan informasi
dalam bentuk lisan atau tertulis. Seorang manajer harus bisa mengutarakan ide
atau gagasannya kepada semua pihak dengan baik dan benar tanpa menyinggung
pihak manapun.
b. Keahlian Pemecahan Masalah
Selama proses pemecahan masalah, seorang manajer harus
terlibat dalam pengambilan keputusan dengan melakukan tindakan memilih
ke;utusan dari berbagai alternative tindakan. Agar dapat menghasilkan keputusan
secara win-win solution.
Dari
2 Keahlian Manajer yang mendasar tersebut dikembangkan menjadi Peran Manajer
secara umum, yaitu :
A. Peran Antar Pribadi
-
Figurehead
(kepala)
Manajer melaksanakan tugas-tugas
seremonial, seperti mendampingi pejabat yang berkunjung meninjau fasilitas.
-
Leader
(pemimpin)
Manajer memelihara unit dengan
mempekerjakan dan melatih staff, serta memberikan motivasi serta dorongan agar
staff lebih semangat dalam melaksanakan tugasnya.
-
Liaison
(penghubung)
Manajer menjalin hubungan dengan
orang-orang di luar unit manajer tersebut hingga rekan kerja dan lingkungan
lain dengan tujuan menyelesaikan masalah.
B. Peran Informasi
-
Monitor
(pemantau)
Manajer secara tetap, mencari informasi
mengenai kinerja unit, indra manajer, mengamati aktifitas internal dan
lingkungannya.
-
Deseminator
(pewarta)
Manajer memutuskan informasi yang berharga
yang disebarkan kepada orang lain di dalam unitnya.
-
Spokersperson
(juru bicara)
Manajer memutuskan informasi yang berharga
kepada orang-orang di luar unit pemimpin dan orang-orang di lingkungannya.
C. Peran Keputusan
-
Enterprenur
(wirausahawan)
Manajer membuat perbaikan-perbaikan yang
cukup permanen pada unitnya, seperti mengubah struktur organisasinya.
-
Disturbance
Handler (pemberes gangguan)
Manajer berinteraksi kepada
kejadian-kejadian yang mengganggu dan diperlukan untuk diselesaikan.
-
Resource
Allocator (pembagi sumberdaya)
Manajer mengendalikan pengeluaran umumnya,
menentukan unit bawahan mana yang mendapatkan sumberdaya, dan membagi
sumberdaya secara merata kepada seluruh unit dibawahnya agar tidak terjadi
kekurangan sumberdaya.
-
Negotiator
(perunding)
Manajer menengahi perselisihan, baik di dalam unitnya
maupun antara unit dan lingkungannya. Manajer menjadi mediator antar pihak yang
berselisih.
Kesimpulan:
a.
Manajer berperan
sangat penting dalam organisasi dan perlu suatu keahlian
b.
Peran tersebut
bisa menyangkut ketiga peran secara merata/sebagian
c.
Terdapat
kecenderungan penekanan pada masing-masing unsur peran antar pribadi, informasi
atau keputusan.
2. CBMIS penting dalam Organisasi Publik
karena :
a. Berkenaan
dengan kemampuan komputer untuk mengolah data. Hal ini juga mempercepat kinerja
manusia dalam pengolahan data yang diperoleh dari input manusia, karena
komputer memiliki beberapa kemampuan seperti, pengolahan data yang cepat,
memiliki akurasi yang tinggi dan memiliki kapasitas penyimpanan data yang
besar.
b. Teknologi
otomasi melalui komputerisasi sudah tersedia di mana-mana dan dapat diperoleh
dengan mudah dan murah. Di era dewasa ini, perkembangan computer sudah
terbilang pesat. Dengan tingginya tingkat persebaran computer. Sekarang
computer dapat kita temui dimana-mana dan dengan harga yang terjangkau. Tentu
hal ini sangat memudahkan manusia dalam berbagai hal, seperti dalam pengolahan
data yang menjadi lebih cepat dan lebih mudah dengan tingkat akurasi yang
terbilang cukup tinggi.
Cara menyusun desain Organisasi yang
tepat untuk mengelola informasi:
Perkembangan
SIM dalam Organisasi perlu mempertimbangkan “apakah akan dikembangkan secara terpusat/tersentralisasi atau
terpencar/terdesentralisasi”. Sebuah sususan SIM biasanya menggunakan tersentralisasi, karena akan lebih mudah
kontrol keuangan, pengolahan data, pelaporan, dan evaluasi pekerjaan. Ketentuan
tentang penggunaan sentralisasi atau desentralisasi akan sangat bergantung kepada : tipe, sasaran,
volume kerja, distribusi wewenang, dan faktor manajerial lainnya.
Dalam
Sentralisasi Staff dan perangkat SIM
berbasis computer, dapat dilakukan apabila terdapat pertimbangan :
a. Informasi
ter-utama dimanfaatkan untuk tingkat manajemen puncak,
b. Fungsi
yang ditunjang bersifat umum, menyeluruh dan homogen, misalnya: penggajian dan
kepegawaian,
c. Pekerjaan
tidak membutuhkan respon waktu yang cepat,
d. Organisasi
memerlukan standarisasi dan penyeragaman atas prosedur dan evaluasi pekerjaan,
e. Situasinya
memang membutuhkan sentralisasi.
Sedangkan
untuk Desentralisasi Staff dan
perangkat SIM berbasis computer dapat dilakukan apabila terdapat pertimbangan :
a. Organisasi
mengutamakan pelayanan yang lebih baik dengan kepekaan terhadap kondisi local,
b. Sistem
yang dikembangkan bersifat unik dan heterogen dalam operasinya,
c. Pekerjaan
membutuhkan respon yang cepat dan lebih fleksibel untuk pengembangan sistem
pelayanan yang diberikan,
d. Organisasi
memiliki berbagai fungsi yang beraneka ragam,
e. Tidak
ada alasan kuat untuk melakukan sistem tersentralisasi.
Dengan
demikian persoalan sentralisasi
versus desentralisasi mestinya bukan
sekedar pilihan gaya manajemen dan pilihan perumus desain organisasi, tetapi
memang memiliki dasar-dasar yang
rasional dalam pelaksanaan pengembangan SIM.
3. Unsur
Moral Etis sangat diperlukan dalam penerapan Teknologi
Informasi. Pertama-tama kita harus mengerti apa itu Moral. Moral adalah karakter dan sifat-sifat individu yang khusus, diluar
ketaatan pada peraturan. moral sendiri merujuk kepada tingkah laku yang
bersifat spontan seperti : rasa kasih, kemurahan hati, kebesaran jiwa, yang
tidak terdapat pada peraturan hukum. Moral sendiri adalah suatu tradisi
kepercayaan mengenai perilaku benar dan salah. Sedangkan, Etika sendiri adalah ilmu pengetahuan tentang kesusilaan/moral.
Kenapa
unsur Moral Etis penting? Terdapat 3
alasan kenapa unsur Moral Etis
penting dalam penerapan Teknologi Informasi :
a. Kelenturan
Logis
Kemampuan memprogram computer untuk
melakukan apapun yang kita inginkan sehingga ada kekhawatiran terhadap akibat
yang ditimbulkan,
b. Faktor
Tranformasi
Menunjuk pada suatu fakta bahwa computer
dapat mengubah secara drastis cara kita melakukan sesuatu,
c. Faktor
Tak Kasat Mata
Komputer sendiri dipandang sebagai sebuah kotak hitam, semua ooperasi internal
computer tersembunyi dari penglihatan, dan ini membuka peluang pada nilai-nilai
pemrograman yang tidak terlihat, perhitungan rumit, dan penyalahgunaan yang tak
terlihat.
4. Pelanggaran Etika dan Moral Teknologi
Informasi oleh Beredarnya berita Hoax di Sosial Media
Di abad ke-21, perkembangan
teknologi sangat berkembang pesat. Dengan kelanjutan dari pengembangan
komputer, jaringan telepon, sampai munculnya internet, merubah segala aspek
kehidupan manusia. Yang paling dirasa sangat mengubah tataran kehidupan
manusia, yakni keberadaan internet. Internet merupakan penunjang terbentuknya
media-media lainnya, mulai dari media informasi seperti media berita sampai media
sosial untuk bersosialisasi. Dengan kemunculan internet, timbul dampak positif
dan juga dampak negative. Dampak positifnya sendiri, penyebaran informasi bisa
semakin meluas dan lebih cepat, serta dapat mendekatkan yang jauh. Dampak
negatifnya adalah tidak adanya batasan dalam mengakses informasi yang berujung
pada hal negatif, terjadinya cyber crime dengan mudah seperti penipuan,
penyebaran berita bohong (HOAX) dilakukan dengan mudah.
Dalam beberapa taun terakhir
setelah kemunculan internet, tingkat cyber crime terutama penyebaran berita
bohong (HOAX) meningkat secara pesat. Jika kita lihat dengan beberapa teori
etika moral seperti Aristotelian dan Utilitarian, tidak ada satupun dari
teori diatas yang dapat membenarkan dilakukan penyebaran berita bohong, berikut
penjelasannya :
1.
Aristotelian,
merupakan teori yang mengemukakan nilai moral kebenaran dan keadilan terhadap
setiap tindakan yang dilakukan. Dengan jelas, penyebaran berita bohong di media
sosial merupakan sebuah tindakan tidak terpuji karena membohongi orang lain
merupakan sebuah kesalahan.
2.
Utilitarian,
merupakan nilai yang mementingkan kualitas dan nilai dari setiap konsekuensi yang
diambil dari setiap tindakan. Konsekuensi yang harus ditanggung dari berita
bohong dapat bermacam-macam, dapat berupa pengarahan pendapat, pembodohan
publik, pembohongan publik dan dapat berupa kerugian materil yang harus
ditanggung oleh seseorang atau sekelompok orang.
Berdasarkan teori diatas, jelas
terlihat bahwa penyebaran berita bohong merupakan pelanggaran terhadap etika
informasi. Karena maraknya tersebar berita bohong (HOAX) pemerintah melalui
hukum yang ada berusaha menghentikan persebaran berita tersebut yaitu dengan mengeluarkan
Undang-Undang 11 tahun 2008 tentang ITE. Dengan dikeluarkannya Undang – Undang
nomor 11 tahun 2008 mengenai Informasi dan Transasksi Elektronik (ITE),
diharapkan mampu menertibkan penyebar hoax dan fitnah di internet.
Dengan di berlakukannya UU ITE yang
bak “pisau bermata duaĆ” para
penyebar berita HOAX mulai ditindak. Tetapi, dengan munculnya UU ITE, peraturan
ini mulai disalahgunakan oleh beberapa orang untuk keperluan pribadi, seperti,
dewasa ini ada isu seorang politikus melaporkan pembuat “meme” yang menyangkut pautkan dirinya. Hal itu menurut kami sudah
merupakan penyalahgunaan hukum.